Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhakti Pertiwi, Kec. Kalibaru, Banyuwangi Belum Tersentuh Program MBG, pada 11 November 2025 (Foto: Eko/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sejak Januari 2025 terus bergulir di sejumlah sekolah. Namun, program ini belum sepenuhnya merata, termasuk di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhakti Pertiwi, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Di sekolah yang menampung belasan siswa berkebutuhan khusus ini, setiap hari anak-anak datang membawa bekal sederhana dari rumah. Ada yang hanya membawa nasi dan tempe goreng, ada juga yang cukup dengan mi instan atau lauk seadanya. Mereka biasa makan bersama di halaman sekolah dengan wajah gembira, meski makanannya sangat sederhana.
“Biasanya bawa bekal dari rumah, kadang cuma telur sama nasi. Tapi kalau ada makan gratis, saya pengen ayam goreng sama susu,” ucap Ahmad Zaini Mun’in, siswa SLB Bhakti Pertiwi, Selasa (11/11/2025).
Bagi Ahmad dan teman-temannya, harapan untuk mendapat program MBG bukan sekadar soal makanan gratis. Lebih dari itu, mereka ingin merasakan perhatian yang sama seperti anak-anak di sekolah umum yang sudah lebih dulu menerima manfaat program tersebut.
“Kalau dapat makan dari pemerintah, pasti senang. Biar enggak repot bawa bekal, dan makannya bareng-bareng juga enak. Semoga cepat dapat,” kata Ahmad penuh harap.
Guru mereka, Hafifatus Syabila, mengatakan sekolahnya memiliki 17 siswa aktif yang siap mengikuti program makan bergizi gratis jika sewaktu-waktu pemerintah menyalurkannya. Menurutnya, kebutuhan gizi anak-anak berkebutuhan khusus sama pentingnya dengan siswa sekolah umum.
“Kami berharap sekali SLB Bhakti Pertiwi bisa segera menerima program MBG. Anak-anak ini semangatnya besar sekali untuk belajar, tapi kadang mereka datang ke sekolah tanpa sarapan yang cukup,” ujar Hafifatus.
Ia menambahkan, selain menumbuhkan semangat belajar, pemberian makanan bergizi juga berperan penting untuk menunjang perkembangan fisik dan konsentrasi siswa.
“Kadang kami lihat ada anak yang cepat lelah atau sulit fokus karena asupan makannya kurang. Kalau ada program MBG, kami yakin kualitas belajar mereka juga akan meningkat,” lanjutnya.
Meski pelaksanaan MBG di sejumlah daerah sempat menghadapi kendala seperti distribusi dan pengawasan makanan yang kurang higienis, sekolah-sekolah seperti SLB Bhakti Pertiwi tetap menaruh harapan besar agar pemerintah memperluas cakupan program ini.
“Anak-anak SLB juga anak bangsa. Mereka juga ingin merasakan nasi, lauk bergizi, dan segelas susu setiap hari seperti teman-teman mereka di sekolah lain,” tutur Hafifatus.
Dari Banyuwangi, harapan sederhana itu terus bergema dari ruang-ruang kelas kecil di SLB Bhakti Pertiwi, tempat anak-anak dengan segala keterbatasannya belajar, tersenyum, dan menunggu kehadiran wujud nyata perhatian negara bagi mereka. (ep)

