Inspirasi Generasi Muda Banyuwangi, Komunitas Damar Art Peringati 3 Tahun Berkiprah dalam Kesenian

20231015_130246.jpg Rayakan Hari Jadi Ke-3, Komunitas Damar Art Gelar Malam Apresiasi

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Taman Suropati Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar dihiasi gemerlap lampu panggung acara repertoar tari yang diadakan oleh Komunitas Damar Art pada Sabtu (14/10/2023) malam.


Pada tahun ini, komunitas yang bergerak di bidang seni tari dan musik itu memasuki usianya yang ketiga. Ratusan masyarakat pun tumpah ruah menyaksikan acara yang dikemas secara megah itu. 


Turut hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan Dewan Kesenian Blambangan yang menyampaikan apresiasi tertingginya kepada Komunitas Damar Art. 


“Saya sangat terharu dengan pertunjukan malam ini, mudah-mudahan ini dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk terus melestarikan kesenian tradisional. Apresiasi tertinggi saya berikan kepada Komunitas Damar Art karena tidak mudah mengemas acara semacam ini dan malam ini mereka berhasil menyuguhkan pertunjukan yang sangat menawan,” pungkas Suko Prayitno.


Mengusung tema “Semangat gotong-royong merdeka berbudaya”, Komunitas Damar Art berhasil memukau para penonton. Acara malam itu merupakan puncak dari rangkaian acara peringatan hari jadi Komunitas Damar Art yang telah berlangsung sejak satu bulan yang lalu. Sebelumnya, telah diadakan lomba Tari Tanjung Gemirang, tasyakuran, seminar musik serta apresiasi karya. 


“Di kesempatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa kesenian tradisional dapat eksis di kalangan generasi muda. Kami mengemas acara dengan semenarik mungkin dengan menyajikan repertoar tari yang ditampilkan oleh seluruh siswa Komunitas Damar Art,” ungkap Achsana Ilham, founder Komunitas Damar Art. 


Komunitas Damar Art sendiri didirikan pada tahun 2020 oleh Achsana Ilham, seorang pemuda asal Kecamatan Muncar yang telah lama menggeluti bidang kesenian tradisional. Hingga kini, terdapat 170 orang siswa yang belajar di Komunitas Damar Art. Para siswa terdiri dari beragai jenjang umur mulai usia PAUD, SD, SMP, SMA, hingga umum. Di sana, para siswa dididik layaknya cantrik sehingga ilmu yang disampaikan bersifat lebih personal. 


“Saya sudah belajar bersama Komunitas Damar Art selama dua tahun, dari kelas 4 SD. Rasanya sangat seru,” tutur Nia, salah satu penabuh panjak yang masih duduk di bangku kelas 6 SD.


Sesuai dengan jargonnya, “Murup” atau yang berarti menyala, Komunitas Damar Art berkomitmen untuk terus menjaga nyala kesenian tradisional. Hal ini terbukti dengan kesuksesan mereka menggelar malam apresiasi yang begitu megah. Mereka juga melibatkan peserta lomba dari luar kota dengan tujuan promosi budaya. (*)