OPINI: Rekonsiliasi Harus Dimulai, Incumbent Bisa Mengalah Pasca Menangi Pilkada Versi Hitung Cepat! Oleh: Ali Nurfatoni*

pilbup_banyuwangi_pilkada2024.jpg Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi dalam Pilkada 2024 (Foto: KPU Banyuwangi)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Gegap gempita pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Banyuwangi telah rampung digelar Rabu lalu (27/11/2024). Hasilnya, dalam hitung cepat versi Quick Qount yang dirilis oleh lembaga survei, LSI Denny JA, Pasangan Calon Bupati – Wakil Bupati, Ipuk Fiestiandani unggul atas sang rival, H. Moh. Ali Makki – Ali Ruchi dengan prosentase 52,4 persen berbanding 47,6 persen.


Mencermati dinamika di lapangan, tensi politik yang tinggi memang harus segera diakhiri. Sangat diperlukan upaya rekonsiliasi dalam rangka kembali merajut harmoni untuk kepentingan seluruh rakyat Banyuwangi.


Tidak perlu lagi ada pro nomor satu atau kelompok pendukung nomor dua. Semua harus kembali menjadi satu kesatuan yang utuh pasca drama Pilkada.


Politik memang penuh banyak drama dan sangat menguras energi. Saling intrik baik antar pendukung memang dianggap hal yang lumrah. Tapi bagaimanapun juga, fenomena itu berlaku saat menjelang pemungutan.


Kini, coblosan telah usai, saling intrik antar pendukung mestinya harus berakhir. Semua pihak dituntut harus bisa menahan diri. Terlebih bagi kandidat diperlukan menjadi tauladan dan bahkan menjadi pioner untuk meredam masing-masing pendukungnya.


Memang, bagi yang kandidat yang kalah, sangat berat untuk menerima kenyataan. Tapi, dalam kontestasi pasti harus siap menang dan siap menerima risiko ketika harapan menang tak sesuai hasil di lapangan.


Bagaimana Atmosfer Pilkada 2024 di Kabupaten Tetangga?

Patut kita mencontoh tetangga sebelah, seperti Situbondo. Sang petahana, Karna Suswandi sebagai calon bupati patut diacungi jempol dan layak sebagai tokoh yang ksatria. Meski belum resmi dinyatakan kalah oleh KPUD, tapi dia terang-terangan mengakui kekalahannya dalam Pilkada kali ini.


Bahkan, dia secara terbuka menyatakan dan memberikan ucapan selamat dan sukses kepada calon bupati terpilih, Rio Wahyu Prayogo versi hitung cepat. 


Sikap negarawan yang dilontarkan oleh incumbent ini layak menjadi sorotan dan diapresiasi semua pihak. Hal itu dilakukan semata-mata untuk kepentingan rakyat Situbondo. Bak gayung bersambut, Rio Wahyu Prayogo pun bergerak cepat.


Sang penantang ini langsung bersilaturahmi dan menemui rivalnya itu. Bahkan, dia tampak sungkem kemudian dibalas senyum adem oleh Karna Suswandi.


Tauladan dua tokoh sentral pasca bertarung sengit di pilkada itu bisa menjadi cermin yang positif. Minimal, tensi panas antar pendukung bisa mereda. Tidak ada lagi kubu-kubuan.


Semuanya akhirnya saling mendukung. Dan drama-drama tensi panas bisa diakhiri dan untuk meredam itu diawali diawali oleh calon.


Lantas Bagaimana dengan Situasi Banyuwangi?

Pasca dinyatakan menang oleh lembaga survei, Ipuk Fiestiandani didampingi Mujiono langsung menggelar konferensi pers. Di hadapan banyak media, perempuan berkacamata ini menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh rakyat Banyuwangi karena dirinya kembali terpilih menjadi bupati Banyuwangi. 


Meski demikian, dia juga mengungkapkan, bahwa kemenangan itu bukan semata kemenangan Ipuk – Mujiono, tetapi kemenangan seluruh rakyat Banyuwangi. Secara gamblang, tidak ada lagi kubu nomor satu dan kubu nomor dua. Dia mengajak semua pihak untuk menatap masa depan. Kompak dan solid untuk membangun Banyuwangi. 


Pada bagian lain, H. Moh Ali Makki-Ali Ruchi juga menggelar konferensi pers. Pasangan ali ali ini masih menunggu proses rekapitulasi sesuai tahapan KPU. Tidak ada statment yang muncul bahwa pasangan ali-ali ini menang dalam pilkada. Semua masih berproses!


Hingga hari ini, belum ada tanda-tanda kapan rencana kedua paslon ini bakal bertemu. Yang muncul ke permukaan, Ipuk Fiestiandani yang notabene masih aktif sebagai bupati malah silaturahmi kepada jajaran partai pengusungnya, seperti berkunjung ke Kantor DPD Partai Nasdem dan DPC Partai Demokrat.


Tentu, yang dilakukan oleh incumbent ini tampak dalam rangka menyampaikan  terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh partai politik kepada dirinya. Tapi langkah ini juga dinilai tidak tepat dan kurang efektif karena situasi politik tampak tegang dan bahkan belum bisa dianggap normal. 


Sebagai seorang bupati dan sebagai calon bupati yang terpilih versi lembaga survei, Ipuk Fiestiandani dituntut untuk segera merajut harmoni dengan cara rekonsiliasi kepada rivalnya, pasangan Ali-Ali.


Menggandeng yang kalah adalah jiwa ksatria dan sebagai bentuk tanggungjawab moral sebagai seorang pemimpin. Jika diperlukan, bisa saja memilih mengalah untuk mengawali bersilaturahmi di kediaman H. Moh. Ali Makki – Ali Ruchi. 


Sebab, dia sendiri yang telah menyatakan deklarasi kemenangan dalam pertarungan pilkada tahun ini. Sementara, pasangan ali-ali sama sekali tidak pernah menyampaikan selamat kepada rivalnya dan memilih menunggu rekapitulasi akhir KPUD.


Publik Banyuwangi kini tengah menunggu gebrakan dan langkah konkrit yang dilakukan oleh pasangan Imun dan Ali- Ali dengan tujuan semata-mata untuk terus membangun Banyuwangi. (*)

*Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil Se-Banyuwangi