
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Rakyat akan kembali berjibaku dalam perhelatan pesta demokrasi tahun 2024 ini. Dalam kesempatan nanti, para pemilik suara mau tidak mau, suka tidak suka, dihadapkan dengan pemilihan calon Bupati (Pilbup) Banyuwangi periode 2024-2029.
Pemilihan Umum (Pemilu) seperti Pemilihan Presiden, Pemilihan Anggota Legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang berlangsung 14 Februari 2024 lalu benar-benar menguras energi.
Masih sangat terasa, bagaimana perjalanan, proses, dinamika politik di tanah air sungguh luar biasa. Di semua media sosial, media massa, grup-grup whatsapp ramai pemberitaan seputar pemilu.
Yang pada akhirnya, ada yang menang dan yang menyedihkan mayoritas tumbang alias gagal meraih keberuntungan dalam pertarungan politik tersebut. Pilpres sudah usai, namun tahapan pemilu masih berlangsung, hanya menunggu finishing.
Hasil akhir tinggal menunggu waktu yang nanti akan diputuskan dan ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum selaku penyelenggara. Baik di pusat maupun di daerah. Setelah itu, bagi calon yang terpilih kemudian dilantik.
Nah, setelah semuanya usai. Giliran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Ipuk Fiestiandani Azwar Anas dan Sugirah adalah Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi periode 2021-2024. Keduanya hanya "menikmati" jabatan sekitar 4 tahun.
Lantas, apakah keduanya kembali naik untuk melanjutkan dua periode? Sampai saat ini, belum ada kepastian. Apakah keduanya kembali berduet, atau justru pecah kongsi. Belum diketahui.
Yang perlu dicatat adalah nasib Banyuwangi ini mau dibawa kemana? Antara generasi penerus atau generasi yang terus menerus?
Jika generasi penerus, berarti terjadi pergantian bupati. Sementara, jika generasi terus menerus berarti dari dinasti yang sama yaitu Abdullah Azwar Anas dan keluarganya.
Ya, Abdullah Azwar Anas menjadi bupati dua periode mulai tahun 2010 hingga 2020. Kemudian, satu periode ini dilanjutkan istrinya, Ipuk Fiestiandani.
Periode berikutnya: tergantung rakyat nanti, apakah memilih generasi terus menerus atau sebaliknya mencari tokoh baru dengan istilah generasi penerus. Istrinya, Ipuk Fiestiandani, juga kini masih memimpin Banyuwangi. Latar belakang bupati satu ini memang jarang terekspose. Tampak minim pengalaman. Namun, faktanya, bupati satu ini ketika menjabat juga banyak meraih penghargaan.
Maklum, sebelum menjadi bupati, kiprahnya terkesan hanya mendampingi perjalanan politik suaminya. Tapi bagaimanapun juga, tentu dengan peran suaminya serta dengan mandat dan rekomendasi PDIP, Nasdem, dan Gerindra Pilkada 2020 lalu, dia terpilih sebagai bupati.
Pertanyaan yang muncul menjelang pilkada tahun ini. Kira kira siapa yang bakal menjadi lawannya?
Dalam kalkulasi politik saat ini, PDIP di tanah air memang mengalami degradasi. Jago di Pilpres kalah. Jago di DPR kini masih bersaing dengan Golkar dalam perolehan kursi terbanyak. Khusus di Banyuwangi, partai berlogo banteng moncong putih itu masih sebagai pemenang Pileg. Tapi, perlu diingat, kursi PDIP turun satu strip dari 12 menjadi 11 kursi.
Politik saat ini masih dinamis. Jika Ipuk maju kembali dengan PDIP, maka calon lain dituntut harus kerja keras. Karena sangat susah mengalahkan incumbent yang memiliki segalanya. Sangat jarang sekali, calon petahana tumbang. Sebab, petahana memiliki banyak kebijakan dan cenderung lebih luas dalam bergerak.
Tapi sekali lagi, jika ada tokoh yang berkualitas. Memiliki integritas yang kuat, mempunyai rekam jejak yang bagus, egaliter, dan moderat. Maka, perlu hati-hati bagi petahana. Bisa saja, calon pendatang baru dengan ciri-ciri demikian bisa menjadi pilihan utama mayoritas pemilik suara.
Dengan harapan, program yang sudah bagus dipertahankan. Yang belum tersentuh, segera ditangani. Sebab, beda orang, beda gaya, beda cerita. Rakyat harus dengan suka cita. Sekali lagi, pilihan rakyat kini antara mencari Generasi Penerus atau Generasi Yang Terus Menerus? (*)
Sekretaris Forum Diskusi Dapil Se-Banyuwangi