BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pengurus Besar (PB) PGRI menyiapkan beasiswa untuk Bintang Rafael Nur Adelio (10), kakak CNA, siswi korban dugaan perkosaan dan pembunuhan di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi hingga jenjang perguruan tinggi. Beasiswa itu diberikan bentuk keprihatinan atas kehilangan korban.
Ketua Umum PB PGRI Teguh Sumarno menyatakan kesiapannya menyiapkan beasiswa pendidikan hingga jenjang kuliah bagi kakak korban. Itu disampaikan Teguh ketika mendatangi kediaman korban mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi ke rumah duka, Jumat (15/11/2024).
"Kami akan perhatikan dalam karir persekolahan bagi kakak korban. Kami upayakan sampai perguruan tinggi," kata Teguh.
Teguh menyatakan, rasa keprihatinan mendalam atas meninggalnya CNA dengan cara yang tragis. Ia pun mengutuk aksi itu dan meminta polisi segera mengungkap kasus ini.
"Kami berharap polisi segera menangkap pelaku supaya terang benderag kasus ini," ungkapnya.
Teguh menambahkan, dari kasus ini pihaknya bakal mengevaluasi kembali menyoal pembangunan pendidikan karakter terhadap siswa. Dikarenakan menurutnya muncul persoalan sosial yang membahayakan akibat pendidikan karakter yang tidak melekat.
"Untuk mencapai pembangunan karakter ini harus ada jalinan kuat antara orang tua, sekolah dan pemerintah. Sehingga inilah yang nantinya akan kita bangun," tambahnya.
Teguh menjelaskan harus ada ruang aman bagi murid. Yang tugasnya dilakukan oleh guru bimbingan konseling secara khusus memberikan edukasi kepada murid.
Selama ini bimbingan konseling sudah dibekali kepada guru melalui proses pendidikan profesi guru (PPG). Salah satunya menangani kenakalan oleh siswa.
"Proses pendidikan profesi guru itu salah satunya guru mampu menanggulangi kenakalan siswa hanya bergantung pada kemampuan guru dan situasi anak dan masyarakat termasuk wali murid," tandasnya.
Polisi terus berpacu dengan waktu mengungkap tabir kematian CNA (7). Terbaru, polisi telah memeriksa sepuluh orang saksi dalam kasus ini.
"Ini terus berproses dan tim terus bekerja di lapangan. Sudah ada sepuluh saksi yang diperiksa. Termasuk dari pihak sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar," ujar Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra. (ep)