
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pemilihan Calon Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Se Indonesia akan digeber tanggal 27 November nanti. Salah satunya adalah Banyuwangi yang melaksanakan pemilihan bupati-wakil bupati. Banyak tokoh sentral yang digadang-gadang maju sebagai kandidat calon pemimpin kabupaten sun rise of java ini.
Para tokoh saat ini sedang gencar untuk mencari dukungan kepada rakyat. Setiap bakal calon terus melakukan langkah-langkah dengan strategi khusus agar bisa mendapatkan rekomendasi dari setiap partai politik maupun gabungan partai politik di level pusat. Karena ini sebagai syarat mutlak bisa mendaftar ke KPUD agar masuk di dalam kertas suara.
Meski demikian, deretan nama-nama kandidat yang hendak maju sebagai calon bupati maupun wakil bupati tampaknya juga menyiapkan tim relawan maupun tim sukses. Sebab, keberadaan tim relawan ini sebagai alat komunikasi dan memberikan pesan langsung kepada konstituen, yaitu rakyat.
Artinya; salah dalam merekrut tim sukses, maka dampaknya akan besar untuk kesuksesan pasangan calon bupati-wakil bupati. Tentu, selain relawan, mesin partai juga harus berjalan prima. Benar-benar bisa memberikan dan atau menjelaskan langsung makna yang konkrit terkait visi misi sang calon.
Grup WhatsApp yang terdiri sekitar 500 anggota, Forum Diskusi Dapil Se-Banyuwangi kini tengah hangat membincangkan dan berdiskusi malah bukan meramaikan kandidat sang calon. Tetapi, malah sudah mengarah kepada kekuatan tim relawan setiap calon. Salah satunya adalah kiprah dan sepak terjang Wahyu Widodo alias Raja Sengon. Siapa dia?
Raja sengon adalah suami Sri Utami Faktuningsih anggota DPRD Banyuwangi. Lelaki asal Muncar ini sukses mengantarkan istrinya dua periode duduk di kursi parlemen.
Sayang, pada periode ketiga atau pada pileg 2024, dia gagal membawa istrinya duduk di kursi DPRD. Pun demikian, raja sengon juga untuk pertama kalinya gagal membawa putrinya, Naima Isadina menang di pileg 2024.
Menariknya, Sri Utami Faktuningsih periode pertama di DPRD dengan mengendarai Partai Demokrat. Kendati demikian, dia akhirnya berlabuh ke partai Hanura dan kembali terpilih di periode kedua pada pileg 2019.
Nah, pada pileg kemarin, istri Raja Sengon itu gagal mendapatkan kursi daerah pemilihan (Dapil) 5 yang meliputi Kecamatan Gambiran, Tegalsari dan Cluring..
Naasnya, di lokasi yang berbeda, Naima Isadina gagal meraih kursi pertama kalinya. Sang putri raja sengon, kalah bersaing dengan kompetitornya Priyo Santoso, di dapil 3 yang meliputi Kecamatan
Muncar dan Tegaldlimo. Raja sengon tampaknya tetap boleh berdiri tegak. Sebab, suaranya anggota keluarganya yang nyaleg tergolong cukup besar. Walaupun, pada akhirnya keduanya juga tumbang dan gagal duduk di kursi parlemen. Melihat pergerakan raja sengon menghadapi pilkada nanti, dia juga melihat peta formasi di lapangan.
Semula, dia terang-terangan akan mengerahkan kekuatan untuk mendukung Sumail Abdullah sebagai calon Bupati Banyuwangi. Namun belakangan, dia malah berlabuh dan mendukung Ipuk Fiestiandani. Padahal, jauh sebelumnya, pengusaha properti ini mengkritik habis terkait dengan kebijakan Ipuk Fiestiandani.
Sikap Raja Sengon yang pindah haluan ini juga perlu dicermati. Bisa saja pilihannya menganulir Sumail dan pindah lain hati ke Ipuk Fiestiandani adalah terobosan besar. Atau malah sebaliknya, dia justru menjadi agen ganda. Sebab, saat ini belum ada satupun calon bupati maupun wakil bupati yang mendapatkan rekomendasi.
Raja sengon tetap punya pilihan! Ingat, istrinya adalah kader Hanura, sementara putrinya nyaleg di PKB. Jangan jangan, Raja Sengon punya drama lain selain Ipuk Fiestiandani dan Sumail Abdullah! Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, drama apa lagi yang dibangun oleh sang raja! (*)
Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil Se Banyuwangi